Jumat, 27 Januari 2012

Internet Sehat

Perkembangan teknologi internet dewasa ini begitu pesat dan telah begitu memasyarakat, tidak hanya berlaku di kalangan dewasa namun juga di kalangan anak dan remaja termasuk siswa sekolah dasar. Pesatnya perkembangan tersebut juga diiringi dengan semakin meningkatknya pengguna Internet. Hebatnya lagi pengguna terbesar saat ini adalah para pelajar SLTP diikuti oleh pelajar SLTA dan kalangan mahasiswa justru menempati urutan ketiga. Bahkan saat ini mulai maraknya pelajar SD bermain Internet baik di rumah maupun di warung-warung Internet menjadi bukti bahwa teknologi internet sudah mulai merebak bagai virus.
Makin meratanya pengguna Internet di satu sisi memang sangat menggembirakan, di sisi lain meratanya pengguna Internet hingga sampai kepada pelajar SD juga mengancam kerusakan dan dekadensi moral para pelajar, karena Internet bagaikan pisau bermata dua. Ada manfaat positif yang yang bisa diambil di sisi lain Internet juga memiliki dampak negatif yang mengancam anak-anak. Sebagai bukti munculnya data dan fakta dikalangan pelajar, saat ini telah terjadi pergeseran orientasi penggunaan Internet yang sangat memprihatinkan. Sebagian besar (>75%) pelajar menggunakan internet hanya untuk bermain game online dan membuka situs jejaring social. Terlebih situs jejaring sosial yang terkenal saat ini (facebook) di dalamnya sudah menyertakan fasilitas chatting, dan games. Sudah barang tentu situs ini menjadi halaman favorit yang dikunjungi para pelajar tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Perkembangan teknologi internet sampai saat ini belum mempunyai formula jitu yang yang dapat berfungsi sebagai filter bagi para penggunanya. Justru dewasa ini teknologi internet semakin meradang menerjang, hal ini  jika tidak disiasati dengan cerdas maka melahirkan wabah penyakit yang begitu akut terhadap perkembangan peserta didik. Banyak contoh kongkrit yang membuat kita terperangah, betapa teknologi internet telah membawa dampak yang begitu serius.   Sebut saja, malas belajar gara-gara kecanduan game online, mengunggah situs-situs dewasa, bahkan tidak sedikit anak-anak yang menghilang dari keluarganya karena diajak oleh seseorang yang dikenal lewat jejaring sosial semacam facebook. Pada perkembangannya, jika tidak segera diatasi maka permasalahan-permasalahan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi internet mungkin akan semakin menyeramkan.
Banyaknya dampak negatif dalam penggunaan teknologi Internet bukan berarti kita menjadi antipasti terhadap teknologi yang satu ini, melarang dan mengharamkan anak-anak menggunakan teknologi khususnya Internet bukanlah jalan keluar yang tepat. Yang perlu dilakukan adalah memberikan arahan dan juga sebuah ‘warning’ kepada mereka, dampingi mereka dan sampaikan hal-hal yang positif yang dapat diambil dari internet.
Dalam hal ini sekolah melalui guru merupakan salah satu pihak yang harus pro aktif mencari solusi dari setumpuk permasalahan di atas. Oleh karena itu, SDIT Islamia saat ini sudah mulai menyadarkan para guru untuk bermedia dan mampu menguasai teknologi internet sebagai modal awal mereka, selanjutnya mengarahkan serta membimbing siswanya bagaimana menggunakan internet yang sehat. Berbagai pelatihan ke arah pengenalan sampai penggunaan teknologi internet menjadi program prioritas dalam rangka meningkatkan kompetensi guru. Karena begitu ironis, sampai saat ini tidak sedikit guru dan orang tua yang belum mempunyai kesadaran bermedia serta tidak melek internet. Sementara siswanya sudah lebih jauh menguasai teknologi internet. Hal ini menjadi ruang bagi siswa untuk berselancar di dunia maya tanpa merasa diawasi hingga bermanuver kearah yang cenderung negative.
Setelah kompetensi tersebut dikuasai, lebih lanjut manajemen dan guru terus mencari formula untuk mengarahkan, membimbing serta merangsang siswa agar memanfaatkan teknologi internet secara positif. Banyak hal yang telah dan akan diprogramkan untuk mengarahkan, membimbing serta merangsang mereka untuk menggunakan internet secara sehat, diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Memanfaatkan situs jejaring sosial dalam hal ini facebook untuk berdiskusi dan membahas pelajaran dengan membuat grup.
  2. Program guru nge-Blog ‘One Teacher One Blog’. Membekali guru dengan keterampilan menulis dan mengirimkan tulisan mereka ke dalam Blog (Situs Online).

  3. Mengarahkan siswa untuk mengirimkan hasil karyanya ke berbagai media cetak dalam ini ‘Blog’, atau memajang karyanya di media online seperti kompasiana. Progam yang akan diluncurkan adalah “One Student One Blog” (Satu siswa satu Blog).
  4. Ketika siswa sudah pandai menggunakan dan memanfaatkan blog, sekolah akan mengadakan sebuah kompetisi bagi siswa yang aktif dalam berkarya semisal menulis puisi, cerpen, jurnal, serta mengupload poto yang telah dipajang di situs jejaring sosial, blog serta media online lainnya oleh siswa. Hal ini penting dilakukan sebagai reward atas karya siswa, dengan harapan siswa akan semakin gigih untuk berkreatifitas serta menggunakan internet sehat.
  5. Islamia sudah menyiapkan sarana informasi dan komunikasi dengan membuat website sekolah dengan alamat www.islamia.sch.id, situs ini akan digunakan oleh orang tua, siswa dan guru sebagai ruang kreatifitas.
  6. Untuk membekali siswa kelas VI dalam rangka Ujian Nasional Sekolah Dasar, Islamia telah menyediakan blog khusus dengan alamat www.islamia.sch.id/suksesuasbn. Kemudian guru akan akan membimbing mereka untuk mengerjakan latihan soal secara online yang ada di situs tersebut.
  7. Pihak sekolah terbuka menerima masukan-masukan dari Bapak/ Ibu wali murid dengan menyiapkan alamat e-mail para guru, dan manajemen sekolah. Email Bapak/Ibu guru dan manajemen sekolah dicantumkan di website sekolah.
Dan tentunya masih banyak cara untuk mengarahkan serta membimbing siswa supaya menjadi pengguna internet yang sehat. Setiap langkah-langkah tersebut, dalam hal ini kami pihak sekolah khususnya guru senanantiasa mempertimbangkan penanaman pendidikan akhlaq dan karakter kepada setiap siswa.
Beberapa solusi di atas, sangat mungkin bisa menjadi filter sisi negatif internet.
Namun, akan lebih kuat lagi jika ditambah adanya daya dukung yang kuat dari orang tua di rumah. Untuk itu maka dalam hal ini semua elemen harus mempunyai sensitifitas untuk bersinergis dengan membuat program yang konsisten dan berkelanjutan dalam menanggapi berbagai permasalahan yang disebabkan oleh pengaruh teknologi internet. Mari berinternet sehat untuk pendidikan berkualitas. 

Agar tidak salah langkah, sebaiknya ajak remaja Anda menjalani sembilan cara berinternet sehat seperti yang dikutip VIVAnews dari situs www.ictwatch.com yang giat mengkampanyekan Internet Sehat.
Pertama, ingatlah, meskipun kejujuran adalah segalanya, tidak semua orang di Internet melakukan hal tersebut. Jadi, ketika sedang menggunakan internet atau chatting, berhati-hatilah. Karena kita tidak akan pernah tahu ketika ada orang yang mengaku a/s/l (age/sex/location) – nya adalah “19/f/jkt” (baca: umur 19 tahun, female/perempuan, berlokasi di Jakarta) dan bersekolah atau berkuliah di suatu tempat, sebenarnya adalah “40/m/anywhere” dan pengangguran, alias sama sekali bukan orang yang kita bayangkan atau kita imajinasikan.
Kedua, janganlah mudah terpengaruh dengan data-data pribadi orang lain di internet yang menarik perhatianmu. Di internet banyak sekali orang iseng yang berpura-pura menjadi orang lain, entah menjadi lebih muda/tua ataupun mengaku perempuan/lelaki hanya untuk bercanda dan menjahili orang lain, hingga untuk menjebak atau membuat malu orang lain. Waspadalah dengan siapapun yang ingin tahu terlalu banyak.
Ketiga, tidak ada satu pun aturan di dunia yang mengharuskan kamu untuk bercerita jujur tentang jati diri kepada orang lain di internet. Simpanlah baik-baik informasi tentang nama, usia, alamat rumah, alamat sekolah dan nomor telepon. Jangan pedulikan permintaan dari orang yang baru dikenal di Internet. Percayakan pada instingmu, jika seseorang membuatmu tidak nyaman, tinggalkan saja.
Keempat, curahkan perasaanmu pada sahabatmu. Jika kamu berencana bertemu dengan seseorang yang kamu kenal di internet, ajaklah sahabatmu atau orang yang kamu percaya untuk menemani.
Kelima, pastikan agar sahabatmu di dunia nyata mengetahui apa yang tengah kamu pikirkan atau lakukan. Bahkan jika ada masalah, baik terhadap keluarga, sekolah maupun pacar, ceritakanlah pada sahabat atau orang yang kamu percaya di kehidupan nyata, bukan yang hanya kamu kenal di Internet. Bercerita kepada sahabatmu di kehidupan nyata jauh lebih baik dan lebih terpercaya daripada seseorang asing yang kamu kenal di sebuah chat room.
Keenam, jka kamu menerima kiriman e-mail, file ataupun gambar-gambar yang isinya mencurigakan dari seseorang yang  tidak dikenal dan kamu tidak percaya, langsung hapus saja kiriman-kiriman tersebut. Perlakukan kiriman tersebut seperti layaknya sebuah e-mail sampah. Kamu bisa mendapatkan rugi yang besar hanya gara-gara mempercayai seseorang yang sama sekali belum pernah ditemui atau kenali.
Ketujuh, hal tersebut juga berlaku pada link atau URL yang tampak mencurigakan. Janganlah kamu meng-klik apapun yang tidak kamu yakini sumbernya dan keamanannya, walaupun dengan alasan sekedar ingin mencari jawab atas rasa keingin-tahuanmu.
Kedelapan, jauhi chat room atau mailing-list yang isinya provokatif ataupun berisi hal-hal negatif lainnya. Jangan mudah terperdaya rayuan-rayuan seseorang di internet yang mencoba mempengaruhi kamu agar menjadikannya seorang teman sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari.
Kesembilan, jangan pula mudah terpancing dengan provokasi seseorang yang memanas-manasi kamu untuk bertengkar di internet.
Nah, khusus untuk jejaring sosial seperti Facebook, penggiat kampanye Internet Sehat, Donny BU menyarankan agar Facebookers tidak sembarangan mengumbar data di jejaring pertemanan ini.
Menurut Donny, memasang profil lengkap memang memudahkan mendapat teman. Namun di sisi lain data itu justru bisa disalahgunakan.
 
sumber : VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates